Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mempunyai cita rasa tersendiri sebagai teritorial wilayah di Maluku. Daerah dengan julukan Negeri Saka Mese Nusa ini begitu banyak mengandung potensi sumber daya alam dan kearifan lokal yang patut dibanggakan. Oleh sebabnya, tidak salah apabila SBB disebut sebaga zona wilayah yang cukup strategis di Maluku.
Pasalnya, SBB menjadi pusat ekonomi, daerah transit perdagangan bagi daerah lainnya serta memiliki luas laut yang menonjol. Tinggal dikelola dengan sebaik-sebaiknya dengan ciri kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat. Agar kesejahteraan tidak hanya sebatas 'lips service' belaka namun menjadi hasil nyata yang langsung dirasakan masyarakat.
"Tentu kuncinya ada di tangan pemimpin yang beramanah dan mampu menjaga martabat negeri ini dengan baik," ujar tokoh pemuda asal Maluku, yang juga bakal Calon Bupati SBB, Sanadjihitu Tuhuteru melalui siaran persnya, Selasa (16/8/2016).
Menurut SHT, panggilan akrab Sanadjihitu Tuhuteru, potensi alam di SBB sudah tersedia, kearifan lokal sudah ada, serta pariwasata ikut menjanjikan. Tinggal dipadukan menjadi satu modal kekuatan besar, sekaligus menjadi landasan pembangunan SBB dalam kurun waktu lima tahun akan datang.
"Semestinya digerakkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan pembangunan infrastruktur di SBB. Akan tetapi kembali lagi pada pemimpin yang sehati dengan rakyat," ungkap SHT.
Dengan begitu, SHT ingin mengabdikan diri dan berkarya nyata bagi kelangsungan pembangunan di kabupaten SBB. Dengan tageline "SBB Bangkit Untuk Semua" SHT menawarkan lima solusi menuju SBB bangkit. Apa saja itu?
1. Pemimpin yang Kuat dan Peduli Rakyat
Dia mengatakan sejatinya pemimpin harus dekat dengan rakyat sehingg mudah mengetahui karakteristik hidup masyarakat di pedesaan maupun di pinggiran dusun. Kedekatan antara rakyat dengan pemimpinnya membuka ruang komunikasi publik secara terbuka untuk sama-sama mengawal proses pembangunan.
"Sehingga pemimpin tahu kendala masyarakat, kesenjangan sosial yang terjadi di lingkup masyarakat. Sebaliknya, masyarakat merasa dekat dengan pemimpinnya," tukas dia.
"Pemimpin dekat dengan rakyat dan masyarakat merasa punya kepemimpinan itu ada dan hadir dalam hidup masyarakat. Itulah cara kerja SHT ke depan selama memimpin di negeri ini," lanjut pria yang berlatarbelakang sebagai pengusaha itu.
2. Berkarya dan Mengabdi Tanpa Korupsi
SBB mempunyai sejarah pahit dalam lingkaran korupsi. Sejarah seperti ini tidak boleh terulang kembali di masa yang akan datang. Artinya, kepemimpinan lima tahun mendatang harus dibangun secara akuntabel, transparan dan profesional. Oleh karena itu, ukurannya adalah pemimpin yang sehat dan bersih.
"Karena secara otomatis dapat menghambat roda pembangunan. Dan infrastruktur tidak akan berjalan dengan baik. Sudah tentu kami akan membangun paradigma pembangunan secara lebih baik dan positif," pungkas SHT.
3. Birokrasi Unggul dan Profesional Berdasarkan The Right Man in The Right Place
Pembangunan agar berjalan lebih baik maka harus didukung oleh birokrasi unggul serta profesional. Kompetensi birokrat kata SHT harus menjadi skala prioritas dalam penempatan birokrasi pada level pemerintahan. Dan yang terpenting adalah birokrat yang bersih, tidak cacat secara hukum serta dan teruji di pemerintahan.
"Sudah selama ini pemerintahan di SBB dikuasai oleh sekelompok orang tertentu. Untuk itu SHT harus menghapus stigma ini dengan mebentuk pola birokrasi yang profesional dan produktif," tegasnya.
4. Desa Mandiri dan Pemuda Berprestasi.
SBB harus didukung dari semua lini sektor termasuk membangun Desa Mandiri. Desa yang mampu menyuplai kesejahteraan bagi warganya. Potensi setiap desa sangat beragam di SBB. Artinya, kualitas mengembangkan desa harus sesuai dengan karakteristik potensi desa yang ada, sehingga masyarakat mampu diberdayakan secara merata.
"Potensi pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan adalah potensi unggul disetiap desa. Sektor-sektor ini akan dikembangkan agar masyarakat diberdayakan. Selain itu, SHT mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar masyarakat bisa terbantukan. Ini adalah gerakan membangun SBB dari sudut desa."
"SHT juga mengupayakan gerakan pemuda bangkit. Artinya pemuda yang berprestasi, harus dikaderkan sesuai potensi dan keunggulannya. Karena pemuda adalah aset bangsa, tulang punggung bagi daerah, maka pemuda juga wajib diberdayakan secara baik dan potensial," tambahnya.
5. Bangun Infrastruktur Dari Desa Hingga Dusun.
Pembangunan daerah dilihat dari seberapa besar daya dukung infrastruktur di daerah. Oleh sebab itu, SHT bakal menghilangkan disparitas pembangunan khususnya bidang infrastruktur agar merata diseluruh kabupaten SBB.
SHT memandang penting infrastruktur itu dibangun merata tanpa membeda-bedakan desa/dusun serta suku maupun agama tertentu. Paradigma pembangunan, jelas dia harus tumbuh secara cepat. Ini penting agar SBB bisa menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan pembangunan.
"Itulah alasan mengapa saya ingin sekali membangun SBB. Karena untuk memajukan negeri ini yang sudah 10 tahun terakhir ini tak terurus membutuhkan pembenahan sistematis. Bila kepercayaan diberikan kepada saya, saya yakin 3 tahun saya bisa melakukan itu," tegas SHT.
Sumber : rri.co.id
Pasalnya, SBB menjadi pusat ekonomi, daerah transit perdagangan bagi daerah lainnya serta memiliki luas laut yang menonjol. Tinggal dikelola dengan sebaik-sebaiknya dengan ciri kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat. Agar kesejahteraan tidak hanya sebatas 'lips service' belaka namun menjadi hasil nyata yang langsung dirasakan masyarakat.
"Tentu kuncinya ada di tangan pemimpin yang beramanah dan mampu menjaga martabat negeri ini dengan baik," ujar tokoh pemuda asal Maluku, yang juga bakal Calon Bupati SBB, Sanadjihitu Tuhuteru melalui siaran persnya, Selasa (16/8/2016).
Menurut SHT, panggilan akrab Sanadjihitu Tuhuteru, potensi alam di SBB sudah tersedia, kearifan lokal sudah ada, serta pariwasata ikut menjanjikan. Tinggal dipadukan menjadi satu modal kekuatan besar, sekaligus menjadi landasan pembangunan SBB dalam kurun waktu lima tahun akan datang.
"Semestinya digerakkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan pembangunan infrastruktur di SBB. Akan tetapi kembali lagi pada pemimpin yang sehati dengan rakyat," ungkap SHT.
Dengan begitu, SHT ingin mengabdikan diri dan berkarya nyata bagi kelangsungan pembangunan di kabupaten SBB. Dengan tageline "SBB Bangkit Untuk Semua" SHT menawarkan lima solusi menuju SBB bangkit. Apa saja itu?
1. Pemimpin yang Kuat dan Peduli Rakyat
Dia mengatakan sejatinya pemimpin harus dekat dengan rakyat sehingg mudah mengetahui karakteristik hidup masyarakat di pedesaan maupun di pinggiran dusun. Kedekatan antara rakyat dengan pemimpinnya membuka ruang komunikasi publik secara terbuka untuk sama-sama mengawal proses pembangunan.
"Sehingga pemimpin tahu kendala masyarakat, kesenjangan sosial yang terjadi di lingkup masyarakat. Sebaliknya, masyarakat merasa dekat dengan pemimpinnya," tukas dia.
"Pemimpin dekat dengan rakyat dan masyarakat merasa punya kepemimpinan itu ada dan hadir dalam hidup masyarakat. Itulah cara kerja SHT ke depan selama memimpin di negeri ini," lanjut pria yang berlatarbelakang sebagai pengusaha itu.
2. Berkarya dan Mengabdi Tanpa Korupsi
SBB mempunyai sejarah pahit dalam lingkaran korupsi. Sejarah seperti ini tidak boleh terulang kembali di masa yang akan datang. Artinya, kepemimpinan lima tahun mendatang harus dibangun secara akuntabel, transparan dan profesional. Oleh karena itu, ukurannya adalah pemimpin yang sehat dan bersih.
"Karena secara otomatis dapat menghambat roda pembangunan. Dan infrastruktur tidak akan berjalan dengan baik. Sudah tentu kami akan membangun paradigma pembangunan secara lebih baik dan positif," pungkas SHT.
3. Birokrasi Unggul dan Profesional Berdasarkan The Right Man in The Right Place
Pembangunan agar berjalan lebih baik maka harus didukung oleh birokrasi unggul serta profesional. Kompetensi birokrat kata SHT harus menjadi skala prioritas dalam penempatan birokrasi pada level pemerintahan. Dan yang terpenting adalah birokrat yang bersih, tidak cacat secara hukum serta dan teruji di pemerintahan.
"Sudah selama ini pemerintahan di SBB dikuasai oleh sekelompok orang tertentu. Untuk itu SHT harus menghapus stigma ini dengan mebentuk pola birokrasi yang profesional dan produktif," tegasnya.
4. Desa Mandiri dan Pemuda Berprestasi.
SBB harus didukung dari semua lini sektor termasuk membangun Desa Mandiri. Desa yang mampu menyuplai kesejahteraan bagi warganya. Potensi setiap desa sangat beragam di SBB. Artinya, kualitas mengembangkan desa harus sesuai dengan karakteristik potensi desa yang ada, sehingga masyarakat mampu diberdayakan secara merata.
"Potensi pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan adalah potensi unggul disetiap desa. Sektor-sektor ini akan dikembangkan agar masyarakat diberdayakan. Selain itu, SHT mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar masyarakat bisa terbantukan. Ini adalah gerakan membangun SBB dari sudut desa."
"SHT juga mengupayakan gerakan pemuda bangkit. Artinya pemuda yang berprestasi, harus dikaderkan sesuai potensi dan keunggulannya. Karena pemuda adalah aset bangsa, tulang punggung bagi daerah, maka pemuda juga wajib diberdayakan secara baik dan potensial," tambahnya.
5. Bangun Infrastruktur Dari Desa Hingga Dusun.
Pembangunan daerah dilihat dari seberapa besar daya dukung infrastruktur di daerah. Oleh sebab itu, SHT bakal menghilangkan disparitas pembangunan khususnya bidang infrastruktur agar merata diseluruh kabupaten SBB.
SHT memandang penting infrastruktur itu dibangun merata tanpa membeda-bedakan desa/dusun serta suku maupun agama tertentu. Paradigma pembangunan, jelas dia harus tumbuh secara cepat. Ini penting agar SBB bisa menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan pembangunan.
"Itulah alasan mengapa saya ingin sekali membangun SBB. Karena untuk memajukan negeri ini yang sudah 10 tahun terakhir ini tak terurus membutuhkan pembenahan sistematis. Bila kepercayaan diberikan kepada saya, saya yakin 3 tahun saya bisa melakukan itu," tegas SHT.
Sumber : rri.co.id
ConversionConversion EmoticonEmoticon